Postingan

Artikel Unggulan

Keluarga sebagai Akar Peradaban

(Upaya Mengokohkan Kembali Peran Keluarga untuk Membendung Pengaruh Serbuan Ghazwul Fikri) *** Wahai orang-orang yang beriman,  jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.  (QS. At-Tahrim: 6) *** Tujuh miliar manusia yang kini tinggal di kolong langit ini pada awalnya hanya dimulai oleh sebuah keluarga kecil ribuan tahun yang lalu: keluarga Nabi Adam ‘alaihissalam. Bersama Ibunda Hawa, Nabi Adam menyingsingkan lengan baju, berniat memakmurkan bumi, membangun peradaban umat manusia sebagai bentuk taubatan nasuha, atau dalam lain perkataan, suatu “pertanggungjawaban moral” atas sebuah pelanggaran terhadap batas syari’at yang telah dilakukannya di tanah surga. Sekaligus sebagai perwujudan rasa syukur atas pengampunan yang telah diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala kepada mereka berdua. Sebesar dan sekompleks apapun suatu peradaban, pada awalnya dibangun oleh individu-individu. Melalui individu-individu inilah akan menentukan nilai-nilai yang mendasari suatu

Setengah Perjalanan Ilmu Pengetahuan Manusia (dari Pengetahuan Primitif ke Metafisika)

*** Manusia sering dikatakan sebagai hewan berpikir. Kenapa hewan? Menurut penulis karena dalam beberapa hal mereka memiliki  kesamaan secara fisiologi (seperti sama-sama memiliki badan, wajah, tangan, kaki, dll), kebutuhan yang sama (makan, minum, berkembang biak, bertahan hidup), dan memiliki pengetahuan terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Namun, tentu manusia jauh lebih unggul daripada hewan karena kemampuannya dalam meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, yang tidak hanya sebatas mengenal alam di sekitarnya, bahkan pengetahuan manusia mampu menembus hingga ke jagat alam semesta. Pengembangan ilmu pengetahuan ini dalam rangka menciptakan suatu budaya dan peradaban.   Dalam  sejarah hidupnya manusia harus mampu melahirkan dan menciptakan suatu peradaban yang dibangun di atas pondasi ilmu pengetahuan. Tiap sejarah manusia memiliki peradaban yang berbeda-beda sesuai dengan masanya, karena  tiap masa  hidup manusia dicirikan  dengan tingkat dan kualitas  pengetahuan dan ilmu

Mengapa Kita Harus Menulis?

*** Kita menulis maka kita ada. Tulisan adalah prasasti sejarah umat manusia. Karya tulis yang baik mampu menginspirasi pembaca. Tak jarang dapat mengubah nasib seseorang. Menulislah agar generasi setelah kita dapat mengambil hikmah darinya. *** Menulis adalah cara kita mengasah, mempertajam, menata, dan merawat pikiran. Menulis adalah ekspresi dari pemikiran kita. Dengan menulis akan terwarisi dan terabadikan pengetahuan dan ilmu yang kita miliki. Menulislah apa yang kita lakukan, dan lakukankah apa yang kita tulis. *** Sawah Besar – Kali Baru Timur Januari – Agustus 2019

Kesimpulan Uqudullujain

*** Yang dimaksud dengan wa 'asyiruhunna bil ma'ruf : nasehat untuk suami agar berlaku adil di dalam tempat tinggal dan nafkah. *** Untuk para suami: Terimalah pesanku dan amalkan, berlemah lembut dan bergaul yang baik kepada istri.  *** Hak dan kewajiban yang diterima istri dan hak dan kewajiban yang diterima suami adalah sama.  *** Suami memiliki derajat yang lebih tinggi karena sudah memberikan mahar dan sudah menafkahi istri. Sebagai akibatnya istri harus taat pada suami *** Nasehat untuk Pengantin Dari Ustadz Tohirin Jumadil Awal 1442

Perjalanan

*** Tahun ini sudah selesai. Tanda ada lembaran baru yang harus dimulai. Kita semua menjadi bagian menyejarah tentang sebuah pandemi. Ketika perputaran waktu mengulangi peristiwa serupa yang dulu pernah terjadi di bumi. Ini bukan adzab, seperti kata sementara orang. Juga bukan laknat, kata sebagian yang lain. Pun tidak pernah diramalkan sebelumnya di masa lalu, layaknya kabar dusta yang diviralkan tanpa menimbang akal sehat. Selama masih ada "hewan yang berakal" di atas bumi. Selama itu pula ujian dan cobaan datang silih berganti. Ujian dan cobaan dapat berupa kebaikan. Tidak sedikit berwujud keburukan. Dan berulang. Di zaman yang berbeda. Pada generasi yang lain. Sedigdaya apapun pencapaian manusia, tetap harus merendahkan dirinya. Kemahaperkasaan Allah maujud dalam sebentuk makhluk-Nya berukuran mikron. Tidak ada satupun peradaban ultramodern yang mampu mencegah dan mengalahkan makhluk itu. Kecuali dengan izin-Nya. Beruntunglah kita pengikut Sayyidina Kanjeng Nabi. Rasulull

Avonturir (2)

*** Kamis siang di Semarang Kamis malam di Madiun Jum'at pagi di Banyuwangi Jum'at siang di Gianyar Jum'at sore di Karangasem Sabtu siang di Gilimanuk Sabtu malam di Surabaya Ahad siang di Semarang Senin pagi di Jakarta Bersama Ayah Rihlah menjemput sakinah Tanpa terasa lelah *** Rabiul Awal 1442 Hijriyah

Akhbaruz Zaman

*** Kitab Akhbaruz Zaman dapat disebut sebagai sebuah ensiklopedi sejarah dunia kuno yang memuat catatan perjalanan dan laporan pandangan mata keadaan geografis serta dinamika masyarakat di berbagai negara, berdasarkan pengalaman dan pengamatan langsung hasil pengembaraan penulisnya. Sehingga tidak benar jika dikatakan kitab tersebut memuat ramalan tentang peristiwa di masa depan. Penulis kitab tersebut adalah Abu al-Hasan Ali bin al-Husain bin Ali al-Mas'udi, seorang ilmuwan muslim yang hidup pada abad ketiga sampai keempat Hijriyah. Al-Mas’udi lahir di Baghdad-Irak, meninggal dunia di Fustat-Mesir. Beliau dikenal sebagai seorang sejarawan, ahli geografi, dan pengelana. Gelar "al-Mas'udi" di belakang namanya menunjukkan bahwa nasab beliau sampai kepada Abdullah bin Mas'ud r.a. (sahabat Rasulullah s.a.w. yang sangat mulia). Ibnu Khaldun, bapak pendiri ilmu historiografi, yang hidup empat abad setelah al-Mas’udi, menggambarkan sosok al-Mas’udi sebagai “imam pa

Sri Tanjung (1)

Gambar
*** Kota Madiun menyimpan sarat cerita sejarah dalam perjalanan negeri ini. Termasuk sejarah kelam yang tidak diharapkan untuk terulang kembali. Saya berkesempatan mengunjungi rumah saudara di kota yang terkenal dengan pecelnya ini, dan diajak oleh shohibul bait untuk menikmati salah satu kuliner andalan khas Madiun: Warung Pecel Sri Tanjung. Warung Pecel Sri Tanjung dapat ditemukan di sini . Warung Pecel Sri Tanjung buka pukul 7 pagi sampai pukul 1 siang. Kemudian tutup sampai pukul 6 sore. Dan buka kembali sampai dengan pukul 4 pagi. Selain pecel, pembeli dapat memilih menu lain. Ada juga nasi campur khas Bali. Terdapat banyak pilihan menu tambahan yang bisa disesuaikan dengan selera kita. Hati-hati kolesterol. Menu murah meriah: nasi, urap, telur ceplok, rempeyek, jeruk hangat. Jalur pedestrian di depan deretan pertokoan yang hanya buka ketika siang hari, dimanfaatkan sebagai perluasan tempat makan bagi pengunjung pada malam harinya.  Uniknya, tidak seperti di kota-kota besar, saya

Orang-Orang Luar Biasa

*** Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. at-Tin [95]: 4) *** Bagaimana caranya menghasilkan melodi dari sebuah gitar tanpa menggunakan bantuan jari-jemari? Sementara di tubuh gitar terdapat enam dawai dan sembilanbelas fret yang harus dijelajahi oleh jari sebelah tangan; sedangkan jari tangan satunya lagi musti pandai memetik senar-senar di atas lubang resonansi untuk menghasilkan nada yang pas. Bagaimana teknik mengemudikan mobil hanya dengan menggunakan dua kaki? Sementara selain kemudi juga ada tuas persneling dan rem tangan, pijakan kopling dan rem, serta pedal gas, yang tentunya membutuhkan koordinasi dari sekian indera, di samping kematangan jiwa yang prima, serta fisik yang waskita.  Bagaimana memotret dengan sebuah kamera single lens reflex tanpa mengandalkan pergelangan tangan? Sementara di penampang gawai “alat penangkap momentum” itu terdapat lensa putar manual dan sekian tombol, yang meskipun kecil dari segi ukuran, namun memiliki

Nir-Akal

*** Selayaknya dalam iklim masyarakat yang mengaku berilmu pengetahuan, hendaknya argumen dibalas argumen. Tentu keduanya mesti berdasar. Tidak semestinya ketidaksetujuan terhadap narasi liyan diungkapkan dengan cara menyerang aspek pribadi orang lain. Apalagi mendasarkan senioritas dan ijazah formal yang lebih tinggi. Kalau jalan ini yang dipilih, berarti si penyerang telah gagal membangun landasan berpikir bagi dirinya sendiri. Ujung-ujungnya, logical fallacy yang terjadi. Berpikir logis saja tidak mampu. Atau malah tidak mau? Sungguh ironi bagi insan "Pendidikan dan Kebudayaan" di sebuah negeri yang seharusnya banyak berbenah. *** Jumadil Awal 1441

Avonturir

*** Jum’at pagi di Surabaya. Jum’at siang di Madiun. Sabtu pagi di Trenggalek. Sabtu siang di Tulungagung. Sabtu malam di Sragen. Minggu malam di Semarang. Senin pagi di Jakarta. * Empat hari. Tujuh kota. Tiga provinsi. * Berpindah dari pesawat, kereta, bus, travel, sampai ojek. Mengakrabi bandara, stasiun, terminal, dan debu jalanan. Hanya kurang naik kapal saja. Tidak pernah membayangkan bisa melakukannya. Tentunya berkat doa dari orang-orang yang mencintai dan saya cintai. *** Syawal 1440

Beriman

*** Sesuatu yang dapat dirasakan keberadaannya, tidak perlu dibuktikan keberadaan fisiknya. * Seseorang dikatakan beriman, jika dia percaya terhadap: entitas yang gaib, tak kasat mata, bahkan tidak terjangkau akal. * Tersebab itulah manusia tidak perlu susah payah memperdebatkan adanya Tuhan. *** Ramadhan 1440

Rahmatullah

*** Sepotong kisah tentang Sang Khalilullah, kekasih Allah… Ketika Izrail mendatangi Ibrahim bermaksud memberitahukan bahwa saat kematiannya sudah tiba, Ibrahim berkata: "Masak kekasih membunuh kekasih?" Izrail kembali kepada Allah, mengabarkan pertanyaan Ibrahim. Tak lama Izrail kembali ke hadapan Ibrahim, kali ini dia membawa pesan Tuhan: "Masak kekasih tidak mau bertemu dengan kekasih?" Dan Ibrahim tak kuasa menolak titah-Nya. Bapak Para Nabi berpulang ke rahmatullah, kembali ke haribaan-Nya. *** 9 Rajab 1440

Suku, Ras, Antargolongan

*** Keluarga Bilal bin Rabah berasal dari Ethiopia. Dialek dan logatnya dalam berbahasa kemungkinan berbeda dengan kebiasaan orang-orang asli Arab. Walakin, beliau adalah pemilik suara termerdu pada masanya. Istimewanya, Kanjeng Nabi s.a.w. sangat respek dan menyayanginya, pun demikian para sahabatnya. Sebuah hubungan yang meniadakan segala aspek perbedaan suku dan ras. Ketika Rasulullah s.a.w. sendiri menyatakan, “Aku mendengar suara sandalmu di surga,” kaki mereka semua masih menapak jazirah Arab yang terik itu. Bahkan sampai Baginda Nabi s.a.w. meninggal, ianya adalah muadzin andalan seantero Makkah-Madinah. Penyematan gelar “bilal” kepada orang-orang yang mengumandangkan adzan menandakan pemuliaan Allah kepada “bekas budak dari Abyssinia” itu. Sementara kita… Terbentang ruang dan waktu sangat jauh, berjarak dari generasi terbaik yang sangat menyejarah tersebut; generasi yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan kalam-kalam Allah diturunkan ayat-demi-ayat.

Gunungtawang (Jilid 7)

*** Fatia yang mengirimiku kabar itu. “Mas, Bapak dirawat di rumah sakit,” hanya enam kata isi pesan singkatnya yang masuk ke telepon selulerku semalam. “Kenapa Arin tidak mengabariku,” selidik hati kecilku. Tanpa panjang pikir, yang nantinya akan berburuk sangka, aku langsung bergegas menyiapkan diri. Rencana esok hari aku akan pulang kampung. Semoga selamat sampai tujuan. *** Sang waktu segera menuju pukul tujuh pagi ketika aku mencium tangan ibu untuk pamit. Perjalanan ini sengaja kutempuh sendirian. “Aku besok baru bisa nyusul ke sana, Zan,” jawab Farid ketika kuajak berangkat bareng. “Masih ada pekerjaan yang harus selesai hari ini juga,” pungkasnya memastikan. “Okelah. Yang penting sama-sama sampai dengan selamat . Kutunggu di sana… , ” a ku memaklumi . *** Sejak bakda subuh tadi sengaja kuminta izin ayah untuk meminjam motornya. Sekaligus kuutarakan niatku untuk pergi ke kampung. Maklum, untuk perjalanan luar kota, aku tidak tega un

Segalanya Akan Kembali Kepada-NYA

*** Anak itu akhirnya pergi… Fajar telah menyingsing, ketika sebuah notifikasi masuk ke gawai andalanku. Getarannya mampu menggerakkan tubuhku untuk segera mengambilnya. Bapak mengirimkan pesan suara. Mengabarkan bahwa Si Kecil sudah tiada. Semalam, sekitar pukul setengah sebelas, Ibu, Bapak, dan kakak-kakakku sempat menyambangi Si Kecil di ruang perawatannya untuk melihat keadaannya. “Badannya terlihat sangat kurus, kondisinya semakin melemah, dan tubuhnya sulit untuk bergerak. Hanya nafasnya yang terlihat terengah-engah,” suara Bapak terdengar di seberang sana menceritakan saat-saat terakhir mereka menemani Si Kecil. Kata Bapak, sudah beberapa minggu terakhir ini anak itu mengalami penurunan fisik yang drastis. Badannya kurus, nafsu makan berkurang, tidak lincah lagi, dan sering hanya menghabiskan waktu di pembaringan. “Mungkin ini yang terbaik bagi Si Kecil. Diikhlaskan saja…,” pungkas Bapak membesarkan hatiku. *** Aku dan keluargaku tidak tahu a

Pak JK, Penerjemah Raja Salman, dan Saya

Gambar
*** Konon, hari ini katanya adalah Jumat Agung. Sebagian orang sedang berada dalam siklus perayaan Paskah. Dari sanalah istilah Telur Paskah itu berasal. Menilik sejarahnya, tradisi Paskah adalah luapan rasa syukur terhadap datangnya musim semi. Meninggalkan musim dingin yang telah berlalu. Semakna dengan akan dimulainya musim menanam. Menanam benih-benih kehidupan baru. Telur adalah perlambang kehidupan. Sebutir telur, sekecil apapun bulatannya, berasal dari spesies apapun ia, mengandung intisari yang lengkap dari sebuah kehidupan. Sebuah kehidupan baru. *** Baginda Nabi Muhammad ( shallallahu ’alaihi wasallam ) menggelari hari keenam sebagai Sayyidul Ayyam, yang bermakna Penghulu Semua Hari. Tersebab itulah, Penutup Para Nabi dan Rasul itu mensyariatkan sebuah sembahyang khusus dengan rukun-rukun tertentu pada siang tengah hari tersebut. Hal ini menandakan bahwa hari Jum’at memiliki keistimewaan dibandingkan hari-hari lainnya. Istimewa dalam hal apapun. Saya kira